Tafsir Jalalain Surat Ath Thur Ayat 49

وَمِنَ اللَّيْلِ فَسَبِّحْهُ وَإِدْبَارَ النُّجُومِ
(Dan pada beberapa saat di malam hari bertasbih pulalah) pengertian bertasbih di sini adalah tasbih hakiki yaitu membaca, 'Subhaanallaah Wa bihamdihii' (dan di waktu terbenam bintang-bintang) lafal Idbaar adalah bentuk Mashdar, yakni setelah bintang-bintang itu terbenam maka bertasbih pulalah kamu. Atau lakukanlah salat Isya'ain yaitu Magrib dan Isya, pada pengertian yang pertama, dan pada pengertian yang kedua adalah salat fajar; menurut pendapat lain salat Subuh.

Tafsir Jalalain Surat An-Najm Ayat 2

مَا ضَلَّ صَاحِبُكُمْ وَمَا غَوَىٰ
(Kawanmu tidak sesat) artinya, Nabi Muhammad saw. tidak sesat dari jalan petunjuk (dan tidak pula keliru) tidak pula salah, yang dimaksud adalah dia tidak bodoh tentang akidah yang rusak.

Tafsir Jalalain Surat An-Najm Ayat 3

وَمَا يَنطِقُ عَنِ الْهَوَىٰ
(Dan tiadalah apa yang diucapkannya itu) apa yang disampaikannya kepada kalian (menurut kemauan hawa nafsunya) menurut kehendaknya sendiri.

Tafsir Jalalain Surat An-Najm Ayat 4

إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَىٰ
(Tiada lain) tidak lain (ucapannya itu hanyalah wahyu yang diwahyukan) kepadanya.

Tafsir Jalalain Surat An-Najm Ayat 6

ذُو مِرَّةٍ فَاسْتَوَىٰ
(Yang mempunyai kecerdasan) yang mempunyai kekuatan dan keperkasaan, atau yang mempunyai pandangan yang baik, yang dimaksud adalah malaikat Jibril a.s. (maka menetaplah ia) maksudnya, menampakkan diri dengan rupa aslinya.

Tafsir Jalalain Surat An-Najm Ayat 7

وَهُوَ بِالْأُفُقِ الْأَعْلَىٰ
(Sedangkan dia berada di ufuk yang tinggi) berada pada tempat terbitnya matahari dalam bentuk aslinya ketika ia diciptakan. Nabi saw., melihatnya sewaktu berada di gua Hira; dan ternyata tubuh malaikat Jibril menutupi cakrawala tempat terbitnya matahari hingga sampai ke cakrawala bagian timur. Lalu Nabi saw. pingsan tidak sadarkan diri setelah melihat wujud asli malaikat Jibril itu. Nabi saw. pernah meminta kepada malaikat Jibril supaya menampakkan wujud aslinya sebagaimana ketika ia diciptakan oleh Allah, lalu malaikat Jibril menjanjikan akan memenuhi hal tersebut di gua Hira. Setelah itu baru malaikat Jibril turun untuk menemuinya dalam bentuk Bani Adam.

Tafsir Jalalain Surat An-Najm Ayat 9

فَكَانَ قَابَ قَوْسَيْنِ أَوْ أَدْنَىٰ
(Maka jadilah dia) padanya (mendekat) dalam jarak (dua ujung busur panah atau lebih dekat lagi) dari tempatnya yang semula sehingga nabi menjadi sadar kembali dan hilanglah rasa takutnya.

Tafsir Jalalain Surat An-Najm Ayat 10

فَأَوْحَىٰ إِلَىٰ عَبْدِهِ مَا أَوْحَىٰ
(Lalu Dia menyampaikan) yakni Allah swt. (kepada hamba-Nya) yaitu malaikat Jibril (apa yang telah diwahyukan)-Nya kepada malaikat Jibril untuk disampaikan kepada Nabi saw. Di sini yang mewahyukan tidak disebutkan karena mengagungkan kedudukan-Nya.

Tafsir Jalalain Surat An-Najm Ayat 11

مَا كَذَبَ الْفُؤَادُ مَا رَأَىٰ
(Tiada mendustakan) dapat dibaca Kadzaba atau Kadzdzaba, artinya tiada mengingkari (hati) atau kalbu Nabi saw. (apa yang telah dilihatnya) dengan mata kepalanya sendiri tentang rupa malaikat Jibril.

Tafsir Jalalain Surat An-Najm Ayat 12

أَفَتُمَارُونَهُ عَلَىٰ مَا يَرَىٰ
(Maka apakah kalian hendak membantahnya) apakah kalian hendak mendebatnya dan mengalahkannya (tentang apa yang telah dilihatnya?) khithab di sini ditujukan kepada orang-orang musyrik yang tidak mempercayai bahwa Nabi saw. melihat malaikat Jibril.

Tafsir Jalalain Surat An-Najm Ayat 13

وَلَقَدْ رَآهُ نَزْلَةً أُخْرَىٰ
(Dan sesungguhnya dia telah melihat Jibril itu) dalam rupa yang asli (pada waktu) pada kesempatan (yang lain).

Tafsir Jalalain Surat An-Najm Ayat 14

عِندَ سِدْرَةِ الْمُنتَهَىٰ
(Yaitu di Sidratul Muntaha) sewaktu nabi dibawanya Isra ke langit. Sidratul Muntaha adalah nama sebuah pohon Nabaq yang terletak di sebelah kanan Arasy; tiada seorang malaikat pun dan tidak pula yang lainnya dapat melewati tempat itu.

Tafsir Jalalain Surat An-Najm Ayat 15

عِندَهَا جَنَّةُ الْمَأْوَىٰ
(Di dekatnya ada surga tempat tinggal) tempat tinggal para malaikat dan arwah-arwah para syuhada dan orang-orang yang bertakwa.

Tafsir Jalalain Surat An-Najm Ayat 16

إِذْ يَغْشَى السِّدْرَةَ مَا يَغْشَىٰ
(Ketika) sewaktu (Sidratul Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya) yaitu oleh burung-burung dan lain-lainnya. Lafal Idz menjadi Ma'mul dari lafal Ra-aahu.

Tafsir Jalalain Surat An-Najm Ayat 17

مَا زَاغَ الْبَصَرُ وَمَا طَغَىٰ
(Penglihatannya tidak berpaling) penglihatan Nabi saw. tidak berpaling (dan tidak melampauinya)maksudnya, tidak berpaling dari apa yang dilihatnya dan tidak pula melampaui apa yang dilihatnya pada malam ketika ia diisrakkan.

Tafsir Jalalain Surat An-Najm Ayat 18

لَقَدْ رَأَىٰ مِنْ آيَاتِ رَبِّهِ الْكُبْرَىٰ
(Sesungguhnya dia telah melihat) pada malam itu (sebagian tanda-tanda kekuasaan Rabbnya yang paling besar) yang paling agung, dimaksud adalah sebagian dari tanda-tanda itu, maka dia melihat sebagian dari keajaiban-keajaiban alam malakut, dan Rafraf berwarna hijau menutupi cakrawala langit, dan malaikat Jibril yang memiliki enam ratus sayap.

Tafsir Jalalain Surat An-Najm Ayat 20

وَمَنَاةَ الثَّالِثَةَ الْأُخْرَىٰ
(Dan Manat yang ketiga) yang ketiga dari yang telah disebutkan tadi (yang paling terkemudian)berkedudukan sebagai sifat yang mengandung makna celaan. Ketiganya adalah nama berhala-berhala yang terbuat dari batu. Orang-orang musyrik dahulu menyembahnya, karena mereka menduga, bahwa berhala-berhala itu dapat memberikan syafaat kepada diri mereka di sisi Allah. Maf'ul pertama bagi lafal Afara`aytum adalah lafal Al Laata dan lafal-lafal yang di'athafkan kepadanya. Sedangkan Maf'ul yang keduanya tidak disebutkan. Makna ayat, "Ceritakanlah kepadaku, apakah berhala-berhala ini memiliki kemampuan untuk berbuat sesuatu yang karena itu kalian menyembahnya selain Allah Yang memiliki kemampuan untuk melakukan hal-hal yang telah disebutkan tadi." Ketika mereka menduga bahwa malaikat-malaikat itu adalah anak-anak perempuan Allah, sedangkan mereka sendiri tidak menyukai anak-anak perempuan, lalu turunlah firman-Nya berikut ini,

Tafsir Jalalain Surat An-Najm Ayat 21

أَلَكُمُ الذَّكَرُ وَلَهُ الْأُنثَىٰ
("Apakah patut untuk kalian anak laki-laki dan untuk Allah -anak -perempuan?").

Tafsir Jalalain Surat An-Najm Ayat 22

تِلْكَ إِذًا قِسْمَةٌ ضِيزَىٰ
(Yang demikian itu tentulah suatu pembagian yang tidak adil) pembagian yang lalim; berasal dari lafal Dhaazahu Yadhiizuhu, artinya berlaku aniaya dan melampaui batas.

Tafsir Jalalain Surat An-Najm Ayat 23

إِنْ هِيَ إِلَّا أَسْمَاءٌ سَمَّيْتُمُوهَا أَنتُمْ وَآبَاؤُكُم مَّا أَنزَلَ اللَّهُ بِهَا مِن سُلْطَانٍ ۚ إِن يَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ وَمَا تَهْوَى الْأَنفُسُ ۖ وَلَقَدْ جَاءَهُم مِّن رَّبِّهِمُ الْهُدَىٰ
(Itu tidak lain) apa-apa yang telah disebutkan itu (hanyalah nama-nama yang kalian adakan) kalian menamakannya (yakni oleh kalian dan bapak-bapak kalian) sebagai berhala-berhala yang kalian menyembahnya (Allah tidak menurunkan tentangnya) tentang menyembah kepada berhala-berhala itu (suatu keterangan pun) yakni bukti dan hujjah (tiada lain) (mereka hanya mengikuti) di dalam menyembah berhala-berhala itu (sangkaan saja dan apa yang diinginkan oleh hawa nafsu mereka) mengikuti apa yang dihiaskan oleh setan, ke dalam hati mereka, yaitu bahwasanya berhala-berhala itu dapat memberikan syafaat kepada diri mereka di sisi Allah swt. (dan sesungguhnya telah datang petunjuk kepada mereka dari Rabb mereka) melalui lisan Nabi saw. yang membawa bukti yang pasti, akan tetapi mereka tidak mau meninggalkan apa yang biasa mereka lakukan itu, yaitu menyembah berhala.

Tafsir Jalalain Surat An-Najm Ayat 24

أَمْ لِلْإِنسَانِ مَا تَمَنَّىٰ
(Atau apakah manusia akan mendapat) bagi masing-masing dari mereka (segala yang dicita-citakannya)yang beranggapan, bahwa berhala-berhala itu dapat memberikan syafaat kepada mereka? Padahal kenyataannya tidaklah demikian.

Tafsir Jalalain Surat An-Najm Ayat 25

فَلِلَّهِ الْآخِرَةُ وَالْأُولَىٰ
(Maka hanya bagi Allah kehidupan akhirat dan kehidupan dunia) tiada sesuatu pun yang terjadi pada keduanya melainkan sesuai dengan apa yang dikehendaki-Nya.

Tafsir Jalalain Surat An-Najm Ayat 26

۞ وَكَم مِّن مَّلَكٍ فِي السَّمَاوَاتِ لَا تُغْنِي شَفَاعَتُهُمْ شَيْئًا إِلَّا مِن بَعْدِ أَن يَأْذَنَ اللَّهُ لِمَن يَشَاءُ وَيَرْضَىٰ
(Dan berapa banyaknya malaikat) banyak di antara para Malaikat (di langit) yang sangat dimuliakan oleh Allah di sisi-Nya (syafaat mereka sedikit pun tidak berguna kecuali sesudah Allah mengizinkan) kepada mereka untuk memberikan syafaat (bagi orang yang dikehendaki)-Nya di antara hamba-hamba-Nya (dan diridai) ia diridai oleh-Nya, karena ada firman lainnya yang menyatakan, ".. dan mereka tiada memberi syafaat melainkan kepada orang yang diridai Allah." (Q.S. Al Anbiya, 28) Sudah kita maklumi bahwa syafaat para malaikat itu baru ada setelah terlebih dahulu mendapat izin dari Allah, sebagaimana yang dijelaskan dalam ayat lainnya, yaitu firman-Nya, "Siapakah yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya?" (Q.S. Al-Baqarah, 255)

Tafsir Jalalain Surat An-Najm Ayat 27

إِنَّ الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِالْآخِرَةِ لَيُسَمُّونَ الْمَلَائِكَةَ تَسْمِيَةَ الْأُنثَىٰ
(Sesungguhnya orang-orang yang tiada beriman kepada kehidupan akhirat, mereka benar-benar menamakan malaikat itu dengan nama perempuan) karena mereka telah mengatakan, bahwa para malaikat itu adalah anak-anak perempuan Allah.

Tafsir Jalalain Surat An-Najm Ayat 28

وَمَا لَهُم بِهِ مِنْ عِلْمٍ ۖ إِن يَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ ۖ وَإِنَّ الظَّنَّ لَا يُغْنِي مِنَ الْحَقِّ شَيْئًا
(Dan mereka tidak mendasari perkataan mereka itu) ucapan mereka itu tidak didasari (dengan sesuatu pengetahuan pun tentangnya. Tiada lain) mereka hanya mengikuti) dalam hal tersebut (prasangka) yang mereka khayalkan (sedangkan sesungguhnya prasangka itu tiada berfaedah sedikit pun terhadap kebenaran) maksudnya, tiada sedikit pun pengetahuan yang bermanfaat dalam prasangka itu di dalam menelaah hal-hal yang dituntut adanya pengetahuan.

Tafsir Jalalain Surat An-Najm Ayat 29

فَأَعْرِضْ عَن مَّن تَوَلَّىٰ عَن ذِكْرِنَا وَلَمْ يُرِدْ إِلَّا الْحَيَاةَ الدُّنْيَا
(Maka berpalinglah dari orang yang berpaling dari peringatan Kami) orang yang berpaling dari Alquran (dan tidak mengingini kecuali kehidupan duniawi) ayat ini diturunkan sebelum ada perintah berjihad dari Allah.

Tafsir Jalalain Surat An-Najm Ayat 30

ذَٰلِكَ مَبْلَغُهُم مِّنَ الْعِلْمِ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اهْتَدَىٰ
(Yang demikian itu) yakni mencari keduniaan (adalah sejauh-jauh pengetahuan mereka) artinya, tujuan pengetahuan mereka ialah memilih keduniawian daripada akhirat. (Sesungguhnya Rabbmu, Dia-lah yang paling mengetahui siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia pulalah yang paling mengetahui siapa yang mendapat petunjuk) atau Dia mengetahui siapa yang mendapat petunjuk dan siapa yang tersesat, kelak Dia akan memberikan balasan-Nya kepada masing-masing.

Tafsir Jalalain Surat An-Najm Ayat 31

وَلِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ لِيَجْزِيَ الَّذِينَ أَسَاءُوا بِمَا عَمِلُوا وَيَجْزِيَ الَّذِينَ أَحْسَنُوا بِالْحُسْنَى
(Dia hanya kepunyaan Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi) Dia-lah yang memiliki kesemuanya itu; antara lain ialah orang yang tersesat dan orang yang mendapat petunjuk; Dia menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan Dia memberikan petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya (supaya Dia memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat jahat terhadap apa yang mereka kerjakan) berupa kemusyrikan dan perbuatan-perbuatan dosa lainnya (dan memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik) maksudnya, mereka yang mengerjakan ketauhidan dan amal-amal ketaatan lainnya (dengan pahala yang lebih baik) yakni surga. Kemudian Allah menjelaskan siapakah yang disebut orang-orang yang telah berbuat baik itu melalui firman selanjutnya,

Tafsir Jalalain Surat An-Najm Ayat 32

الَّذِينَ يَجْتَنِبُونَ كَبَائِرَ الْإِثْمِ وَالْفَوَاحِشَ إِلَّا اللَّمَمَ ۚ إِنَّ رَبَّكَ وَاسِعُ الْمَغْفِرَةِ ۚ هُوَ أَعْلَمُ بِكُمْ إِذْ أَنشَأَكُم مِّنَ الْأَرْضِ وَإِذْ أَنتُمْ أَجِنَّةٌ فِي بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ ۖ فَلَا تُزَكُّوا أَنفُسَكُمْ ۖ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَىٰ
("Yaitu orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan-perbuatan keji selain dari kesalahan-kesalahan kecil) yang dimaksud dari lafal Al Lamam adalah dosa-dosa kecil seperti, melihat wanita lain, menciumnya dan menyentuhnya. Istitsna atau pengecualian di sini bersifat Munqathi' artinya dosa-dosa kecil itu diampuni oleh sebab menjauhi dosa-dosa besar. (Sesungguhnya Rabbmu Maha Luas ampunan-Nya) disebabkan hal tersebut, sebab Dia Penerima Tobat. Ayat ini diturunkan berkenaan dengan orang-orang yang telah mengatakan, salat kami, shaum kami dan haji kami (Dia lebih mengetahui) (tentang kalian ketika Dia menjadikan kalian dari tanah) ketika Dia menciptakan bapak moyang kalian yaitu Adam dari tanah (dan ketika kalian masih berupa janin lafal Ajinnatin adalah bentuk jamak dari lafal Janiin (dalam perut ibu kalian; maka janganlah kalian mengatakan diri kalian suci) janganlah kalian memuji-muji diri kalian sendiri dengan cara ujub atau takabur, akan tetapi bila kalian melakukannya dengan cara mengakui nikmat Allah, maka hal ini dianggap baik (Dia-lah Yang paling mengetahui) Yang mengetahui (tentang orang yang bertakwa").

Tafsir Jalalain Surat An-Najm Ayat 33

أَفَرَأَيْتَ الَّذِي تَوَلَّىٰ
(Maka apakah kamu melihat orang yang berpaling) dari keimanan, orang tersebut murtad dari Islam, yaitu ketika ia dicela karena masuk Islam. Lalu ia menjawab, "Sesungguhnya aku takut akan azab atau siksaan Allah". Lalu orang yang mencelanya itu mau menanggung siksaan Allah yang akan diterimanya, bila ia kembali kepada kemusyrikan, dan orang yang menanggung itu bersedia untuk memberikan hartanya kepada dia, sejumlah sekian. Akhirnya dia mau kembali kepada kemusyrikannya.

Tafsir Jalalain Surat An-Najm Ayat 34

وَأَعْطَىٰ قَلِيلًا وَأَكْدَىٰ
(Serta memberi sedikit) dari harta yang telah disebutkan tadi (dan tidak mau memberi lagi?) yaitu dia tidak mau memberikan sisanya. Lafal Akdaa diambil dari asal kata Al Kidyah, arti asalnya adalah tanah yang keras seperti tanah yang berbatu, sehingga penggali sumur bila sampai kepada lapisan yang berbatu itu tidak dapat melanjutkan penggaliannya.

Tafsir Jalalain Surat An-Najm Ayat 35

أَعِندَهُ عِلْمُ الْغَيْبِ فَهُوَ يَرَىٰ
(Apakah dia mempunyai pengetahuan tentang yang gaib sehingga dia mengetahui) sebagiannya, yaitu bahwa seseorang dapat menanggung azab akhirat yang diterima oleh orang lain? Jawabannya tentu saja tidak. Orang yang dimaksud dalam ayat ini adalah Walid ibnu Mughirah atau lainnya. Jumlah kalimat A'indahuu merupakan Maf'ul kedua dari lafal Ra-ayta, yang maknanya Akhbirnii, yakni ceritakanlah kepada-Ku.

Tafsir Jalalain Surat An-Najm Ayat 36

أَمْ لَمْ يُنَبَّأْ بِمَا فِي صُحُفِ مُوسَىٰ
(Ataukah) yakni sebenarnya (belum diberitakan kepadanya apa yang ada dalam lembaran-lembaran Musa)yaitu lembaran-lembaran kitab Taurat atau lembaran-lembaran kitab suci sebelumnya.

Tafsir Jalalain Surat An-Najm Ayat 37

وَإِبْرَاهِيمَ الَّذِي وَفَّىٰ
(Dan) lembaran-lembaran (Ibrahim yang selalu memenuhi janji) maksudnya Nabi Ibrahim itu selalu menepati apa yang diperintahkan kepadanya,, sebagaimana yang disebutkan dalam ayat yang lain, yaitu firman-Nya, "Dan (ingatlah) ketika Ibrahim diuji Rabbnya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya dengan lengkap." (Q.S. Al Baqarah, 124) Kemudian pengertian yang terkandung di dalam lafal Maa pada ayat sebelumnya, dijelaskan oleh firman berikutnya,

Tafsir Jalalain Surat An-Najm Ayat 38

أَلَّا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَىٰ
("Yaitu bahwasanya seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain) dan seterusnya. Lafal An adalah bentuk Mukhaffafah dari Anna; artinya bahwa setiap diri itu tidak dapat menanggung dosa orang lain.

Tafsir Jalalain Surat An-Najm Ayat 39

وَأَن لَّيْسَ لِلْإِنسَانِ إِلَّا مَا سَعَىٰ
(Dan bahwasanya) bahwasanya perkara yang sesungguhnya itu ialah (seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya) yaitu memperoleh kebaikan dari usahanya yang baik, maka dia tidak akan memperoleh kebaikan sedikit pun dari apa yang diusahakan oleh orang lain.

Tafsir Jalalain Surat An-Najm Ayat 40

وَأَنَّ سَعْيَهُ سَوْفَ يُرَىٰ
(Dan bahwasanya usahanya itu kelak akan diperlihatkan) kepadanya di akhirat.

Tafsir Jalalain Surat An-Najm Ayat 41

ثُمَّ يُجْزَاهُ الْجَزَاءَ الْأَوْفَىٰ
(Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna") pembalasan yang paling lengkap. Diambil dari asal kata, Jazaituhu Sa'yahu atau Bisa'yihi, artinya, "Aku memberikan balasan terhadap usahanya, atau aku memberikannya balasan atas usahanya." Dengan kata lain lafal Jazaa ini boleh dibilang sebagai Fi'il Muta'addi atau Fi'il Lazim.

Tafsir Jalalain Surat An-Najm Ayat 42

وَأَنَّ إِلَىٰ رَبِّكَ الْمُنتَهَىٰ
(Dan bahwasanya) jika dibaca Anna berarti di'athafkan kepada kalimat sebelumnya, jika dibaca Inna berarti merupakan jumlah Isti-naf atau kalimat baru. Hal ini berlaku pula terhadap lafal yang sama yang jatuh sesudahnya, dengan demikian maka pengertian yang terkandung pada kalimat sesudah Anna pertama bukan termasuk ke dalam pengertian yang terkandung di dalam lembaran-lembaran Ibrahim (kepada Rabbmulah kesudahan) tempat kembali sesudah mati, lalu Dia memberikan balasan yang setimpal kepada mereka masing-masing.

Tafsir Jalalain Surat An-Najm Ayat 43

وَأَنَّهُ هُوَ أَضْحَكَ وَأَبْكَىٰ
(Dan bahwasanya Dia-lah yang membuat orang tertawa) yang menjadikan gembira siapa yang dikehendaki-Nya (dan menangis) yang menjadikan sedih siapa yang dikehendaki-Nya.

Tafsir Jalalain Surat An-Najm Ayat 44

وَأَنَّهُ هُوَ أَمَاتَ وَأَحْيَا
(Dan bahwasanya Dia-lah yang mematikan dan yang menghidupkan) kembali pada hari berbangkit nanti.

Tafsir Jalalain Surat An-Najm Ayat 45

وَأَنَّهُ خَلَقَ الزَّوْجَيْنِ الذَّكَرَ وَالْأُنثَىٰ
(Dan bahwasanya Dia-lah yang menciptakan berpasang-pasangan) kedua jenis yang berpasangan (laki-laki dan perempuan).

Tafsir Jalalain Surat An-Najm Ayat 46

مِن نُّطْفَةٍ إِذَا تُمْنَىٰ
(Dari nuthfah) yakni air mani (apabila dipancarkan) bila ditumpahkan ke dalam rahim.

Tafsir Jalalain Surat An-Najm Ayat 47

وَأَنَّ عَلَيْهِ النَّشْأَةَ الْأُخْرَىٰ
(Dan bahwasanya Dia-lah yang menetapkan kejadian) huruf Hamzah lafal An Nasy`ah boleh dibaca panjang dan boleh dibaca pendek (yang lain) kejadian yang lain untuk dibangkitkan menjadi hidup kembali, sesudah penciptaan yang pertama.

Tafsir Jalalain Surat An-Najm Ayat 48

وَأَنَّهُ هُوَ أَغْنَىٰ وَأَقْنَىٰ
(Dan bahwasanya Dia yang memberi kekayaan) kepada manusia berupa harta benda (dan yang memberikan kecukupan) Dia memberikan harta untuk mencukupi kebutuhan orang itu.

Tafsir Jalalain Surat An-Najm Ayat 49

وَأَنَّهُ هُوَ رَبُّ الشِّعْرَىٰ
(Dan bahwasanya Dia-lah Rabb bintang syi'ra) nama bintang yang berada di belakang bintang Jauza; bintang itu pada zaman jahiliah disembah-sembah.

Tafsir Jalalain Surat An-Najm Ayat 50

وَأَنَّهُ أَهْلَكَ عَادًا الْأُولَىٰ
(Dan bahwasanya Dia telah membinasakan kaum 'Ad yang pertama) menurut suatu qiraat harakat Tanwinnya diidgamkan kepada huruf Lam, bila huruf Lamnya didamahkan, tanpa memakai Hamzah. Ad adalah nama suatu kaum yang dikenal dengan nama kaum 'Ad, sedangkan kaum yang lainnya adalah kaum Nabi Saleh.

Tafsir Jalalain Surat An-Najm Ayat 51

وَثَمُودَ فَمَا أَبْقَىٰ
(Dan kaum Tsamud) jika dibaca Sharf, dengan memakai Tanwin berarti nama kakek moyang, bila dibaca dengan tidak memakai Tanwin berarti nama suatu kabilah, berarti di'athafkan kepada lafal Ad. (Maka tidak seorang pun yang ditinggalkan) hidup; maksudnya tiada seorang pun di antara mereka yang dibiarkan hidup oleh-Nya.

Tafsir Jalalain Surat An-Najm Ayat 52

وَقَوْمَ نُوحٍ مِّن قَبْلُ ۖ إِنَّهُمْ كَانُوا هُمْ أَظْلَمَ وَأَطْغَىٰ
(Dan Kaum Nuh sebelum itu) sebelum kaum Ad dan kaum Tsamud; kami binasakan mereka semuanya. (Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang paling lalim dan paling durhaka) yakni kaum Nabi Nuh itu jauh lebih lalim dan lebih durhaka daripada kaum 'Ad dan kaum Tsamud, karena Nabi Nuh tinggal bersama mereka dalam waktu yang lama sekali sebagaimana yang diungkapkan oleh Allah dalam firman-Nya, "maka ia tinggal di antara mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun." (Q.S. Al 'Ankabut, 14) Di samping mereka tidak mau beriman kepada Nabi Nuh, mereka juga menyakiti bahkan memukulinya.

Tafsir Jalalain Surat An-Najm Ayat 53

وَالْمُؤْتَفِكَةَ أَهْوَىٰ
(Dan penduduk Mu`tafikah) yaitu negeri-negeri tempat tinggal kaum Nabi Luth (yang telah dihancurkan)yaitu dijatuhkan dari atas langit sesudah diangkat dalam keadaan terbalik, lalu dijatuhkan ke bumi oleh malaikat Jibril atas perintah Allah swt.

Tafsir Jalalain Surat An-Najm Ayat 54

فَغَشَّاهَا مَا غَشَّىٰ
(Lalu Allah menimpakan atas negeri-negeri itu) batu-batu sesudah dibalikkan (azab besar yang menimpanya) di dalam ungkapan ayat azab yang dimaksud sengaja tidak disebutkan secara jelas, sebagai gambaran tentang kengeriannya yang tak terperikan, hingga tidak dapat diungkapkan oleh kata-kata. Azab ini dijelaskan pula dalam surah Hud, melalui firman-Nya, "Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar." (Q.S. Hud, 82)

Tafsir Jalalain Surat An-Najm Ayat 55

فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكَ تَتَمَارَىٰ
(Maka terhadap nikmat Rabbmu yang manakah) yakni nikmat-nikmat-Nya yang menunjukkan kepada keesaan dan kekuasaan-Nya (kamu ragu-ragu) kamu meragukannya, hai manusia. Atau, kamu mendustakannya hai manusia?

Tafsir Jalalain Surat An-Najm Ayat 56

هَٰذَا نَذِيرٌ مِّنَ النُّذُرِ الْأُولَىٰ
(Ini) Muhammad ini (adalah seorang pemberi peringatan di antara pemberi-pemberi peringatan yang terdahulu) artinya, sama dengan mereka. Maksudnya, dia adalah seorang rasul yang sama dengan rasul-rasul lain sebelumnya; ia diutus kepada kalian, sebagaimana para rasul terdahulu diutus kepada kaumnya masing-masing.

Tafsir Jalalain Surat An-Najm Ayat 58

لَيْسَ لَهَا مِن دُونِ اللَّهِ كَاشِفَةٌ
(Tiada baginya selain dari Allah) tiada seorang pun selain Allah (yang dapat menyatakan terjadinya) tiada yang mengetahui kapan terjadi dan tiada seorang pun yang dapat menyatakan kejadiannya selain Allah. Ayat ini mempunyai arti yang senada dengan ayat lainnya yaitu, firman-Nya, "tidak ada seorang pun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia." (Q.S. Al A'raf, 187).

Tafsir Jalalain Surat An-Najm Ayat 59


أَفَمِنْ هَٰذَا الْحَدِيثِ تَعْجَبُونَ
(Maka apakah terhadap pemberitaan ini) Alquran ini (kalian merasa heran?) makna yang dimaksud ialah mendustakannya.

Tafsir Jalalain Surat An-Najm Ayat 60

وَتَضْحَكُونَ وَلَا تَبْكُونَ
(Dan kalian menertawakan) karena memperolok-olokkannya (dan tidak menangis) sewaktu kalian mendengarkan ancaman dan peringatannya.

Tafsir Jalalain Surat An-Najm Ayat 61

وَأَنتُمْ سَامِدُونَ
(Sedangkan kalian melengahkannya) lengah dan lalai mengenai apa yang diwajibkan kepada kalian untuk mengerjakannya.

Tafsir Jalalain Surat An-Najm Ayat 62

فَاسْجُدُوا لِلَّهِ وَاعْبُدُوا ۩
(Maka bersujudlah kalian kepada Allah) Yang telah menciptakan kalian (dan sembahlah) Dia, dan janganlah kalian menyembah dan bersujud kepada berhala-berhala.

Tafsir Jalalain Surat Al-Qamar Ayat 1

اقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانشَقَّ الْقَمَرُ


(Telah dekat datangnya saat itu) dimaksud hari kiamat (dan telah terbelah bulan) menjadi dua bagian; yang satu di atas bukit Abu Qubais dan yang lainnya tampak di atas bukit Qaiqa'an; hal itu merupakan mukjizat bagi Nabi saw. yaitu sewaktu orang-orang Quraisy memintanya, lalu Nabi saw. bersabda, "Saksikanlah oleh kalian." Demikianlah menurut keterangan hadis yang diketengahkan oleh Asy Syaikhain.

Tafsir Jalalain Surat Al-Qamar Ayat 2

وَإِن يَرَوْا آيَةً يُعْرِضُوا وَيَقُولُوا سِحْرٌ مُّسْتَمِرٌّ


(Dan jika mereka melihat) yaitu orang-orang kafir Quraisy (sesuatu tanda) suatu mukjizat yang timbul dari Nabi saw. (mereka berpaling dan berkata,) "Ini adalah (sihir yang kuat) sihir yang paling kuat", berasal dari kata Al Mirrah; artinya kuat atau terus menerus.

Tafsir Jalalain Surat Al-Qamar Ayat 3

وَكَذَّبُوا وَاتَّبَعُوا أَهْوَاءَهُمْ ۚ وَكُلُّ أَمْرٍ مُّسْتَقِرٌّ


(Dan mereka mendustakan) Nabi saw. (dan mengikuti hawa nafsu mereka) dalam perkara yang batil(sedangkan tiap-tiap urusan) atau perkara yang baik dan perkara yang buruk (telah ada ketetapannya) bagi pemiliknya masing-masing, yaitu adakalanya masuk ke surga atau ke neraka.

Tafsir Jalalain Surat Al-Qamar Ayat 4

وَلَقَدْ جَاءَهُم مِّنَ الْأَنبَاءِ مَا فِيهِ مُزْدَجَرٌ


(Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka beberapa kisah) berita-berita tentang dibinasakan-Nya umat-umat yang telah mendustakan rasul-rasul mereka (yang di dalamnya terdapat cegahan) bagi mereka untuk melakukan hal yang serupa. Lafal Muzdajar adalah Mashdar atau Isim yang menunjukkan arti tempat, sedangkan huruf Dal-nya merupakan pergantian dari Ta Wazan Ifta'ala. Bila dikatakan Izdajartuhu atau Zajartuhu maka artinya, aku mencegahnya dengan keras. Huruf Maa adalah Maushulah atau Maa Maushufah.

Tafsir Jalalain Surat Al-Qamar Ayat 5

حِكْمَةٌ بَالِغَةٌ ۖ فَمَا تُغْنِ النُّذُرُ


(Itulah suatu hikmah) merupakan Khabar dari Mubtada yang tidak disebutkan, atau menjadi Badal dari lafal Maa, atau dari lafal Muzdajir (yang sempurna) maksudnya, hikmah yang lengkap (tetapi tiada berguna) tidak ada gunanya bagi mereka (peringatan-peringatan itu) lafal An Nudzur adalah bentuk jamak dari lafal Nadziirun yang bermakna Mundzirun, yakni hal-hal yang dijadikan peringatan buat mereka. Lafal Maa boleh dikatakan sebagai huruf Nafi atau Istifham Inkari; jika dianggap sebagai Istifham Inkari berarti kedudukannya sebagai Maf'ul Muqaddam.

Tafsir Jalalain Surat Al-Qamar Ayat 6

فَتَوَلَّ عَنْهُمْ ۘ يَوْمَ يَدْعُ الدَّاعِ إِلَىٰ شَيْءٍ نُّكُرٍ


(Maka berpalinglah kamu dari mereka) menjadi pelengkap atau kesimpulan dari pembahasan sebelumnya(pada hari ketika penyeru memanggil) yaitu malaikat Israfil. Yang menashabkan lafal Yauma adalah lafal Yakhrujuuna yang disebutkan dalam ayat berikutnya, artinya, sesudah mereka keluar dari kuburnya masing-masing yaitu, ketika sang penyeru memanggil mereka (kepada sesuatu yang tidak menyenangkan)dapat dibaca Nukur atau Nukr, artinya, hal yang paling tidak disukai oleh jiwa manusia yaitu, hari penghisaban amal perbuatan.

Tafsir Jalalain Surat Al-Qamar Ayat 7

خُشَّعًا أَبْصَارُهُمْ يَخْرُجُونَ مِنَ الْأَجْدَاثِ كَأَنَّهُمْ جَرَادٌ مُّنتَشِرٌ


(Sambil menundukkan) keadaan mereka pada saat itu hina Menurut suatu qiraat dibaca Khaasyi'an(pandangan-pandangan mereka) lafal Khusysya'an menjadi Hal atau kata keterangan keadaan dari Fa'il(mereka keluar) yakni manusia semuanya (dari kuburan) dari tempat-tempat mereka dikuburkan (seakan-akan mereka belalang yang beterbangan) mereka tidak mengetahui hendak ke manakah tujuan mereka, karena tercekam oleh rasa takut dan bimbang yang amat sangat. Jumlah kalimat Ka annahum dan seterusnya menjadi Hal dari Fa'il yang terkandung di dalam lafal Yakhrujuna, demikian pula firman selanjutnya, yaitu,

Tafsir Jalalain Surat Al-Qamar Ayat 8

مُّهْطِعِينَ إِلَى الدَّاعِ ۖ يَقُولُ الْكَافِرُونَ هَٰذَا يَوْمٌ عَسِرٌ


(Mereka datang dengan cepat) seraya menjulurkan leher-leher mereka (kepada penyeru itu. Orang-orang kafir berkata) orang-orang kafir di antara mereka mengatakan, ("Ini adalah hari yang berat") atau sulit bagi orang-orang kafir, sebagaimana yang telah dijelaskan dalam surah Al Muddatstsir melalui firman-Nya,"Hari yang sulit bagi orang-orang kafir." (Q.S. Al-Muddatstsir 9-10)

Tafsir Jalalain Surat Al-Qamar Ayat 9

۞ كَذَّبَتْ قَبْلَهُمْ قَوْمُ نُوحٍ فَكَذَّبُوا عَبْدَنَا وَقَالُوا مَجْنُونٌ وَازْدُجِرَ


(Sebelum mereka telah mendustakan -pula -) yakni sebelum orang-orang Quraisy (kaum Nuh) dita`nits kannya lafal Kadzdzabat karena memandang segi makna yang terkandung dalam lafal Qaumun (maka mereka mendustakan hamba Kami) yakni Nabi Nuh (dan mereka mengatakan, "Dia seorang gila dan dia sudah pernah diberi ancaman") pernah diperingatkan oleh mereka dengan caci-maki dan lain sebagainya.

Tafsir Jalalain Surat Al-Qamar Ayat 10

فَدَعَا رَبَّهُ أَنِّي مَغْلُوبٌ فَانتَصِرْ


(Maka dia mengadu kepada Rabbnya, "Bahwasanya aku ini) dibaca Annii artinya, bahwa aku ini (adalah orang yang dikalahkan, oleh karena itu menangkanlah aku")

Tafsir Jalalain Surat Al-Qamar Ayat 11

فَفَتَحْنَا أَبْوَابَ السَّمَاءِ بِمَاءٍ مُّنْهَمِرٍ


(Maka Kami bukakan) dapat dibaca Fafatahnaa atau Fafattahnaa (pintu-pintu langit dengan menurunkan air yang tercurah) air yang ditumpahkan dari langit dengan sangat derasnya.

Tafsir Jalalain Surat Al-Qamar Ayat 12

وَفَجَّرْنَا الْأَرْضَ عُيُونًا فَالْتَقَى الْمَاءُ عَلَىٰ أَمْرٍ قَدْ قُدِرَ


(Dan Kami jadikan bumi memancarkan mata air-mata air) yang menyumber dengan derasnya (maka bertemulah air-air itu) yaitu air yang ditumpahkan dari langit dan air yang disemburkan dari bumi (untuk suatu urusan) berkedudukan menjadi Hal (yang sungguh telah ditetapkan) yang telah dipastikan di zaman Azali, yaitu bahwa mereka dibinasakan dengan ditenggelamkan.

Tafsir Jalalain Surat Al-Qamar Ayat 13

وَحَمَلْنَاهُ عَلَىٰ ذَاتِ أَلْوَاحٍ وَدُسُرٍ


(Dan Kami angkut dia) yakni Nabi Nuh (ke atas) bahtera (yang terbuat dari papan dan paku) lafal Dusur artinya benda-benda yang dipakai untuk menyambung kayu-kayu, baik berupa paku atau benda-benda lainnya, bentuk tunggalnya adalah Disaarun yang wazannya sama dengan lafal Kitaabun

Tafsir Jalalain Surat Al-Qamar Ayat 14

تَجْرِي بِأَعْيُنِنَا جَزَاءً لِّمَن كَانَ كُفِرَ


(Yang berlayar dengan pemeliharaan Kami) atau dalam pengawasan Kami (sebagai balasan) dinashabkan oleh Fi'il yang diperkirakan keberadaannya, yakni mereka ditenggelamkan sebagai pertanda kemenangan(bagi orang yang diingkari) yaitu bagi Nabi Nuh a.s. Dan menurut suatu qiraat lafal Kufira dibaca Kafar, artinya, mereka ditenggelamkan sebagai hukuman bagi mereka yang kafir.

Tafsir Jalalain Surat Al-Qamar Ayat 15

وَلَقَد تَّرَكْنَاهَا آيَةً فَهَلْ مِن مُّدَّكِرٍ


(Dan sesungguhnya telah Kami tinggalkan) telah Kami biarkan perbuatan Kami itu (sebagai tanda) bagi orang yang mau mengambilnya sebagai pelajaran buat dirinya. Makna yang dimaksud ialah, berita mengenai banjir besar ini telah tersiar dan tetap lestari ketenarannya (maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?) untuk menasihati dirinya. Asal lafal Muddakir adalah Mudztakir, lalu huruf Ta diganti menjadi Dal, demikian pula huruf Dzal diganti menjadi Dal, lalu keduanya diidgamkan menjadi satu sehingga jadilah Muddakir.

Tafsir Jalalain Surat Al-Qamar Ayat 16

فَكَيْفَ كَانَ عَذَابِي وَنُذُرِ


(Maka alangkah dahsyatnya azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku) peringatan-Ku, Istifham atau kata tanya di sini mengandung makna Taqrir. Lafal Kaifa adalah Khabar dari lafal Kaana, menunjukkan makna pertanyaan tentang keadaan. Pengertiannya ialah menganggap orang-orang yang diajak berbicara telah mengakui terjadinya. azab Allah swt. yang telah menimpa orang-orang yang mendustakan Nabi Nuh.

Tafsir Jalalain Surat Al-Qamar Ayat 17

وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِن مُّدَّكِرٍ


(Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Alquran untuk pelajaran) Kami telah memudahkannya untuk dihafal dan Kami telah mempersiapkannya untuk mudah diingat (maka adakah orang yang mengambil pelajaran?) yang mau mengambilnya sebagai pelajaran dan menghafalnya. Istifham di sini mengandung makna perintah yakni, hafalkanlah Alquran itu oleh kalian dan ambillah sebagai nasihat buat diri kalian. Sebab tidak ada orang yang lebih hafal tentang Alquran selain daripada orang yang mengambilnya sebagai nasihat buat dirinya.

Tafsir Jalalain Surat Al-Qamar Ayat 18

كَذَّبَتْ عَادٌ فَكَيْفَ كَانَ عَذَابِي وَنُذُرِ


(Kaum Ad pun telah mendustakan) nabi mereka yaitu Nabi Hud, karena itu mereka diazab. (Maka alangkah dahsyatnya azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku) peringatan-Ku kepada mereka, bahwa mereka akan Kami azab sebelum azab itu turun menimpa mereka. Kemudian dijelaskan oleh firman berikutnya.

Tafsir Jalalain Surat Al-Qamar Ayat 19

إِنَّا أَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ رِيحًا صَرْصَرًا فِي يَوْمِ نَحْسٍ مُّسْتَمِرٍّ


(Sesungguhnya Kami telah menghembuskan kepada mereka angin yang sangat kencang) sangat keras suaranya dan kuat sekali (pada hari nahas) atau pada hari yang sial (yang terus-menerus) yakin kesialannya terus-menerus. Atau sangat kuat sialnya, hal itu terjadi pada hari Rabu di penghujung bulan.

Tafsir Jalalain Surat Al-Qamar Ayat 20

تَنزِعُ النَّاسَ كَأَنَّهُمْ أَعْجَازُ نَخْلٍ مُّنقَعِرٍ


(Yang mencabut manusia) yang menghempaskan mereka dari tempat perlindungannya di bawah tanah, kemudian angin itu menjatuhkannya ke kepala mereka sehingga matilah mereka semua dan terpisahlah kepala dari tubuh mereka (seakan-akan mereka) yakni keadaan mereka pada waktu itu sebagaimana yang telah disebutkan tadi (pokok-pokok) atau batang-batang (kurma yang tumbang) maksudnya, keadaan mereka ketika itu bagaikan pokok-pokok kurma yang tumbang ke bumi. Mereka diserupakan dengan pokok kurma karena keadaan tubuh mereka yang tinggi-tinggi. Lafal Munqa'ir disebutkan ayat ini dalam bentuk Mudzakkar, sedangkan di dalam surah Al Haaqqah kata sifatnya disebutkan dalam bentuk Ta`nits yaitu, di dalam firman-Nya, "batang-batang pohon kurma yang telah kosong (lapuk)." (Q.S. Al-Haaqqah, 7) Demikian itu karena demi memelihara kesamaan bunyi pada akhir ayat pada kedua tempat tersebut.

Tafsir Jalalain Surat Al-Qamar Ayat 21

وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِن مُّدَّكِرٍ


(Dan sesungguhnya telah kami mudahkan Alquran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?)

Tafsir Jalalain Surat Al-Qamar Ayat 22

وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِن مُّدَّكِرٍ


(Dan sesungguhnya telah kami mudahkan Alquran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?)

Tafsir Jalalain Surat Al-Qamar Ayat 23

كَذَّبَتْ ثَمُودُ بِالنُّذُرِ


(Kaum Tsamud pun telah mendustakan ancaman-ancaman itu) lafal An Nudzur adalah bentuk jamak dari lafal Nadziirun yang bermakna Mundzirun, yaitu perkara-perkara yang dijadikan peringatan oleh nabi mereka (Nabi Saleh) jika mereka tidak mau beriman dan tidak mau mengikutinya.

Tafsir Jalalain Surat Al-Qamar Ayat 24

فَقَالُوا أَبَشَرًا مِّنَّا وَاحِدًا نَّتَّبِعُهُ إِنَّا إِذًا لَّفِي ضَلَالٍ وَسُعُرٍ


(Maka mereka berkata, "Apakah kepada manusia) lafal Basyaran dinashabkan karena Isytighal (yakni seseorang di antara kami) kedua lafal ini menjadi sifat bagi lafal Basyaran (kami harus mengikutinya)merupakan penafsir dari Fi'il yang menashabkan lafal Basyaran. Istifham atau kata tanya di sini mengandung makna Nafi atau negatif. Maksudnya, bagaimana kami harus mengikutinya sedangkan kami adalah golongan mayoritas dan dia adalah seseorang di antara kami, lagi dia bukanlah seorang raja. Maksud mereka ialah bahwa mereka tidak mau mengikutinya. (Sesungguhnya kami kalau demikian) jika kami mengikutinya (benar-benar berada dalam kesesatan) atau menyimpang dari kebenaran (dan gila) atau tidak berakal waras.

Tafsir Jalalain Surat Al-Qamar Ayat 25

أَأُلْقِيَ الذِّكْرُ عَلَيْهِ مِن بَيْنِنَا بَلْ هُوَ كَذَّابٌ أَشِرٌ


(Apakah diturunkan) boleh dibaca Tahqiq dan boleh pula dibaca Tas-hil (wahyu itu) peringatan itu(kepadanya di antara kita) maksudnya, tidak pantas wahyu diturunkan kepadanya. (Sebenarnya dia adalah seorang yang amat pendusta) di dalam pengakuannya itu yang menyatakan bahwa hal tersebut telah diwahyukan kepadanya (lagi sombong") congkak dan takabur. Lalu Allah berfirman,

Tafsir Jalalain Surat Al-Qamar Ayat 26

سَيَعْلَمُونَ غَدًا مَّنِ الْكَذَّابُ الْأَشِرُ


("Kelak mereka akan mengetahui) di akhirat nanti (siapakah yang sebenarnya amat pendusta lagi sombong") dia ataukah mereka? Kelak Allah pasti akan mengazab mereka yang telah mendustakan nabinya yakni, Nabi Saleh.

Tafsir Jalalain Surat Al-Qamar Ayat 27

إِنَّا مُرْسِلُو النَّاقَةِ فِتْنَةً لَّهُمْ فَارْتَقِبْهُمْ وَاصْطَبِرْ


(Sesungguhnya Kami akan mengirimkan unta betina) yaitu mengeluarkan unta dari batu besar yang terdapat di lembah tempat mereka sebagaimana yang mereka minta (sebagai cobaan) ujian (bagi mereka)Kami lakukan hal itu guna mencoba mereka (maka tunggulah mereka) hai Saleh apa yang akan mereka kerjakan dan apa yang akan ditimpakan kepada mereka (dan bersabarlah) atas perlakuan mereka yang menyakitkan itu terhadap dirimu. Lafal Ishthabir pada asalnya adalah Ishtabir, kemudian huruf Ta diganti menjadi huruf Tha sehingga jadilah Ishthabir, maknanya bersabarlah kamu.

Tafsir Jalalain Surat Al-Qamar Ayat 28

وَنَبِّئْهُمْ أَنَّ الْمَاءَ قِسْمَةٌ بَيْنَهُمْ ۖ كُلُّ شِرْبٍ مُّحْتَضَرٌ


(Dan beritakanlah kepada mereka bahwa sesungguhnya air itu terbagi) dibagi-bagi (antara mereka) dengan unta betina itu; yakni sehari buat mereka dan hari yang lainnya buat unta betina, demikianlah seterusnya(tiap-tiap minum) bagian air (dihadiri) oleh yang punya giliran, yakni kaum Nabi Saleh dan unta betina. Akhirnya lama kelamaan mereka merasa bosan dengan adanya pembagian ini, lalu mereka bersepakat untuk membunuh unta betina itu.

Tafsir Jalalain Surat Al-Qamar Ayat 29

فَنَادَوْا صَاحِبَهُمْ فَتَعَاطَىٰ فَعَقَرَ


(Maka mereka memanggil kawannya) yaitu seorang yang gagah perkasa untuk membunuh unta betina itu (lalu kawannya itu menangkap) unta itu seraya menghunus pedangnya (dan menyembelihnya) menyembelih unta betina itu dengan pedangnya dan membunuhnya sesuai dengan apa yang diinginkan oleh mereka.

Tafsir Jalalain Surat Al-Qamar Ayat 30

فَكَيْفَ كَانَ عَذَابِي وَنُذُرِ


(Maka alangkah dahsyatnya azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku) yakni peringatan-Ku terhadap mereka sebelum azab diturunkan kepada mereka. Lalu Allah menjelaskan hal ini melalui firman selanjutnya,

Tafsir Jalalain Surat Al-Qamar Ayat 31

إِنَّا أَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ صَيْحَةً وَاحِدَةً فَكَانُوا كَهَشِيمِ الْمُحْتَظِرِ


("Sesungguhnya Kami menimpakan atas mereka satu suara yang keras mengguntur, maka jadilah mereka seperti kayu-kayu kering yang dijadikan sebagai kandang kambing") Al Muhtazhar artinya pohon dan duri-duri yang kering kemudian dijadikan sebagai kandang kambing untuk menjaga kambing-kambing dari sergapan binatang buas seperti serigala dan binatang pemangsa lainnya. Dan kayu-kayu atau duri-duri kering yang terjatuh dari kandang tersebut lalu diinjak-injak oleh kambing dinamakan Al Hasyiim.

Tafsir Jalalain Surat Al-Qamar Ayat 32

وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِن مُّدَّكِرٍ


(Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Alquran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?)

Tafsir Jalalain Surat Al-Qamar Ayat 33

كَذَّبَتْ قَوْمُ لُوطٍ بِالنُّذُرِ


(Kaum Luth pun telah mendustakan ancaman-ancaman itu) mendustakan hal-hal yang diancamkan kepada mereka melalui lisan Nabi Luth.

Tafsir Jalalain Surat Al-Qamar Ayat 34

إِنَّا أَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ حَاصِبًا إِلَّا آلَ لُوطٍ ۖ نَّجَّيْنَاهُم بِسَحَرٍ


(Sesungguhnya Kami telah mengembuskan kepada mereka angin yang membawa terbang batu-batu) yakni angin yang melempari mereka dengan batu-batu yang diterbangkannya. Al Hashbaa adalah batu-batu kecil yang besarnya lebih kecil dari genggaman tangan; akhirnya binasalah mereka karenanya (kecuali keluarga Luth) mereka adalah Nabi Luth dan kedua orang putrinya. (Mereka Kami selamatkan di waktu sebelum fajar menyingsing) berasal dari lafal As-haar artinya, waktu menjelang subuh dari hari yang tidak ditentukan. Dan seandainya hari yang dimaksud adalah hari yang ditentukan, niscaya ungkapannya tidak memakai harakat Tanwin karena termasuk Isim yang Ma'rifat dan dima'dul dari lafal As Sahar. Karena, bila dimaksud sebagai hari yang ditentukan pasti memakai Alif dan Lam. Apakah batu kerikil itu dihembuskan kepada keluarga Nabi Luth atau tidak? Sehubungan dengan hal ini ada dua pendapat. Menurut pendapat pertama yakni dihembuskan juga, berarti Istisna di sini bersifat Muttashil. Menurut pendapat kedua yakni, tidak dihembuskan berarti Istitsnanya bersifat Munqathi'. Akan tetapi pada akhirnya keluarga Nabi Luth diselamatkan dari azab itu.

Tafsir Jalalain Surat Al-Qamar Ayat 35

نِّعْمَةً مِّنْ عِندِنَا ۚ كَذَٰلِكَ نَجْزِي مَن شَكَرَ


(sebagai nikmat) menjadi mashdar, artinya sebagai pemberian nikmat. (dari sisi Kami. Demikianlah)sebagaimana pembalasan tersebut (Kami memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur) terhadap nikmat-nikmat Kami; dia adalah orang mukmin atau orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya serta menaati keduanya.

Tafsir Jalalain Surat Al-Qamar Ayat 36

وَلَقَدْ أَنذَرَهُم بَطْشَتَنَا فَتَمَارَوْا بِالنُّذُرِ


(Dan sesungguhnya dia telah memperingatkan kepada mereka) yaitu Nabi Luth telah memberi peringatan kepada mereka (akan azab Kami) akan pembalasan Kami kepada mereka melalui azab-Nya (maka mereka mendustakan) mereka membantah dan mendustakan (ancaman-ancaman itu) ancaman-ancaman Nabi Luth.

Tafsir Jalalain Surat Al-Qamar Ayat 37

وَلَقَدْ رَاوَدُوهُ عَن ضَيْفِهِ فَطَمَسْنَا أَعْيُنَهُمْ فَذُوقُوا عَذَابِي وَنُذُرِ


(Dan sesungguhnya mereka telah membujuknya agar menyerahkan tamunya) mereka membujuknya supaya dia membiarkan mereka dengan orang-orang yang datang kepadanya sebagai tamu. Mereka bermaksud akan berbuat homosex dengan para tamunya itu, padahal para tamunya itu adalah malaikat-malaikat yang menjelma menjadi manusia (lalu Kami butakan mata mereka) Kami jadikan buta mata mereka dan Kami jadikan mata mereka tertutup rapat atau rata, sama rata dengan bagian muka yang lainnya. Yaitu, setelah malaikat Jibril menampar mereka dengan sayapnya (maka rasakanlah) maksudnya, Kami berkata kepada mereka, "Rasakanlah oleh kalian (azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku) ini". Yakni, ancaman dan peringatan-Ku ini; makna yang dimaksud adalah buah dan akibat daripada ancaman-Ku.

Tafsir Jalalain Surat Al-Qamar Ayat 38

وَلَقَدْ صَبَّحَهُم بُكْرَةً عَذَابٌ مُّسْتَقِرٌّ


(Dan sesungguhnya pada esok harinya mereka ditimpa) yaitu, di waktu subuh dari hari yang tidak ditentukan itu (azab yang kekal) azab yang terus-menerus hingga sampai kepada saatnya azab akhirat.

Tafsir Jalalain Surat Al-Qamar Ayat 40

وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِن مُّدَّكِرٍ


(Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Alquran untuk pelajaran, maka sudah adakah orang yang mengambil pelajaran?).

Tafsir Jalalain Surat Al-Qamar Ayat 41

وَلَقَدْ جَاءَ آلَ فِرْعَوْنَ النُّذُرُ


(Dan sesungguhnya telah datang kepada kaum Firaun) kepada Firaun dan kaumnya (ancaman-ancaman itu) ancaman-Ku melalui lisan Nabi Musa dan Nabi Harun, tetapi mereka masih tetap tidak mau beriman. Bahkan,

Tafsir Jalalain Surat Al-Qamar Ayat 42

كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا كُلِّهَا فَأَخَذْنَاهُمْ أَخْذَ عَزِيزٍ مُّقْتَدِرٍ


(mereka mendustakan ayat-ayat Kami kesemuanya) yakni sembilan ayat yang diberikan kepada Nabi Musa (lalu Kami azab mereka) yakni, Kami turunkan azab kepada mereka (sebagai azab dari Yang Maha Perkasa) Yang Maha Kuat (lagi Maha Kuasa) tiada sesuatu pun yang dapat melemahkan dan menghalang-halangi-Nya.

Tafsir Jalalain Surat Al-Qamar Ayat 43

أَكُفَّارُكُمْ خَيْرٌ مِّنْ أُولَٰئِكُمْ أَمْ لَكُم بَرَاءَةٌ فِي الزُّبُرِ


(Apakah orang-orang kafir kalian) hai orang-orang Quraisy (lebih baik daripada mereka itu) yang telah disebutkan yaitu, mulai dari kaum Nabi Nuh hingga sampai kepada Firaun dan kaumnya yang tidak mendapatkan ampunan (atau apakah kalian telah mempunyai) hai orang-orang kafir Quraisy (jaminan kebebasan) dari azab (dalam kitab-kitab) yang terdahulu. Istifham yang terdapat pada dua tempat ini mengandung makna Nafi artinya, kenyataannya tidaklah demikian.